Langsung ke konten utama

mengubah atau merubah?

Ranah Pesisir, Jurnalismuda — Mengubah atau merubah? Penulisan kedua kata ini sering kali terjadi keliru. Apalagi kamu yang masih baru dalam menulis, pastinya sering kebingungan dalam menggunakan kedua kata ini. Oleh karena itu, dalam artikel ini saya akan ulas mengenai kedua kata.

Perhatikan contoh kalimat di bawah ini!

(1) Budi  mengubah susunan kalimat itu.

(2) Jaka tidak merubah susunan kalimat itu.

Contoh kalimat (1) dan kalimat (2) di atas, jelas predikat tersebut memiliki penulisan  kata yang berbeda. Jadi, menurutmu, penulisan yang benar adalah mengubah atau merubah?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), kata ubah dan rubah memiliki makna yang berbeda. Kata ubah merupakan kata kerja yang bermakna ‘tukar atau ganti’, sedangkan kata rubah adalah kata benda yang bermakna ‘binatang jenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging, ikan, dan sebagainya’.

Secara morfologis, kata ubah memiliki kemampuan bergabung dengan beberapa afiks bahasa Indonesia. Salah satunya adalah afiks meN-. Menurut Putrayasa (2008: 12), afiks meN- berfungsi membentuk kata kerja, baik kata kerja transitif maupun intransitif. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang diikuti oleh objek. Contohnya: Ibu makan roti; sedangkan kata kerja intransitif merupakan kata keja yang tidak membutuhkan objek sebagai pelengkap kalimat. Contoh: Adik membaca.

Dalam kaidah bahasa Indonesia, bergabungnya afiks meN- dengan kata dasar yang bermula dengan fonem /k/, /g/, /h/, /kh/, dan semua huruf vokal (a, i, u, e, o), maka afiks meN- berubah menjadi meng-. Contohnya: pada kata mengkhusus; menggambar; mengharap; mengambil; mengikat; mengukur; mengejek; dan mengolah.

Nah, dapat dijelaskan kata mengubah terbentuk dari penggabungan afiks meN- dengan kata dasar ubah, sehingga menjadi mengubah. Penggabungan tersebut tidaklah mengubah kategori kata (tetap kata kerja). Dengan demikan, afiks meN- tergolong dalam afiks infleksional.

Selain fungsi afiks meN- dapat mengubah kategori kata, afiks meN- juga dapat mengubah makna kata yang diimbuhkannya. Contoh: Kata mengubah, kata dasarnya adalah ubah yang bermakna ‘tukar; ganti’, setelah diberi afiks meN- makna kata ‘menjadi bentuk lain’.

Lalu, bagaimana dengan kata “merubah”? Apakah kata ini salah? Untuk menentukan benar atau salahnya kata ini. Kita perlu penjelasan yang mendukung.

Berdasarkan pembentukannya, kata merubah terbentuk dari gabungan morfem meN- sebagai afiks dengan morfem rubah sebagai kata dasarnya. Kata rubah bermakna ‘binatang jenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging, ikan, dan sebagainya’, setelah diberi afiks meN- memiliki makna ‘menyerupai rubah’.

Jika afiks meN- bergabung dengan kata dasar yang bermula dengan fonem /r/, maka terjadi proses penghilangan fonem /N/. Oleh karena itu, afiks meN- berubah menjadi me-, sehingga terbentuk kata merubah.  

Jadi, apakah kata merubah merupakan kata yang salah? Menurut saya tidak. Hanya saja, orang-orang sering menggunakan kata itu tepat, sehingga makna kata yang dihasilkan tidak sesuai dengan makna pada konteksnya. Hal ini dapat dilihat pada kalimat (2) di atas, Jaka tidak merubah susunan kalimat itu. Adanya kata merubah dalam kalimat tersebut membuat makna kalimat menjadi tidak jelas dan tidak berterima. Dengan demikian, penggunaan kata merubah dalam kalimat tersebut tidaklah tepat. Seharusnya, penggunaan kata yang benar adalah mengubah, bukan merubah! 

_________________

Penulis

Yori Leo Saputra, Mahasiswa S-1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Ia adalah penulis puisi Tangis di Rantau dan Antologi 12 Cerita Rakyat.

Komentar

Posting Komentar