Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Yori Leo Saputra

Negari Tirai Bambu


Negeri Tirai Bambu 

Kau negeri yang ditakuti, disegani, dihormati

Layak seperti raja di negara dunia

Kau merajai di segala sektor

Strategis, militer, diplomatik, politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi

Kau berbangga dengan kepuyaanmu


Kini kau mati tak bernyawa

Satu-persatu rakyatmu meregang nyawa, lenyap, musnah, dan hilang di muka bumi ini

Kau hancur bukan dari perperangan

Mati bukan terkena senjata

Tetapi, kau hancur karena keserakahanmu

Lupa pada jalan yang lurus

 

Padang, April 2020.


Seperti Kota Mati


Di belahan dunia bak seperti kota mati

yang sepi, sunyi, hening, tenang

dan terasa mencekam

Tiada kendaraan satu pun yang lalu lalang

di jalan 

Orang-orang hilang entah kemana

Gedung-gedung, penginapan, dan pasar pun sepi 

tak berorang


Kota sudah seperti rumah hantu!


Padang, April 2020.


Pentanyaan Batin


Negara di dunia telah diguncang bencana besar

dengan virus yang mematikan, mejadi biang ketakutan, kecemasan, 

dan kepanikan bagi penduduk penjuru dunia

Datang dari negeri tirai bambu

yang jauh disana


Apakah di negeri kami ini, akan mengalami hal yang sama?

dengan negeri di seberang sana

Demam, panas, dingin, batuk, sesak nafas

Lalu meregang nyawa


Padang, April 2020.


Virus Korona


Ketika namamu lahir di negeri tirai bambu

Kemunculanmu menjadi tontonan banyak orang

Orang-orang hanya menyaksikan dirimu yang mewabah di negeri itu

Mereka tak pernah berfikir kau akan sampai di negerinya

Orang-orang awam juga banyak tak mengenal, 

Siapakah dirimu? 

Seperti apa wujudmu?

Apakah dirimu bala tentara yang titipkan tuhan untuk menghukum rakyat tiongkok?


Sejak kemunculanmu pertama kali di kota wuhan

Itulah awal perkembanganmu,

Hingga kau menyebar luas ke penjuru dunia

sampai pelosok pun kau datangi

Satu-persatu rakyat di dunia ini

Mati kau pacu ajalnya!

Tanpa memperhatikan jabatan, kekayaan atau kemiskinan, 

besar atau kecil, sakit atau tidak, kasihan atau tidak,

Semua sama, kau bunuh mereka!


Semua orang menjadi resah dan gelisah

karena kemuculanmu di negerinya

Dimana pun kini kau menjadi biang ketakutan 

bagi semua orang. Orang-orang di karantina

Demi memutuskan rantai kemenanganmu

Agar terwujud kembali negeri yang tenang 


Pale, April 2020.


Biodata Penulis

Yori Leo Saputra lahir di Pale, 03 Agustus 1999. Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Andalas. Beberapa karyanya sudah pernah dibukukan dan dimuat di beberapa media massa ataupun di media online. 

Catatan: Puisi-puisi ini telah dimuat di Medan Pos. Minggu, 04 Oktober 2020



Komentar

Postingan populer dari blog ini

mengubah atau merubah?

Ranah Pesisir, Jurnalismuda — Mengubah atau merubah? Penulisan kedua kata ini sering kali terjadi keliru. Apalagi kamu yang masih baru dalam menulis, pastinya sering kebingungan dalam menggunakan kedua kata ini. Oleh karena itu, dalam artikel ini saya akan ulas mengenai kedua kata. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini! (1)  Budi   mengubah susunan kalimat itu. (2)  Jaka tidak merubah susunan kalimat itu . Contoh kalimat (1) dan kalimat (2) di atas, jelas predikat tersebut memiliki penulisan   kata yang berbeda. Jadi, menurutmu, penulisan yang benar adalah mengubah atau merubah ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), kata ubah dan rubah memiliki makna yang berbeda. Kata ubah merupakan kata kerja yang bermakna ‘tukar atau ganti’, sedangkan kata rubah adalah kata benda yang bermakna ‘binatang jenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging, ikan, dan sebagainya’. Secara morfologis, kata ubah memiliki kemampuan bergabung dengan beberapa afiks bahasa Indonesia. Sa