Campur Kode pada Percakapan Dialog dalam Kumpulan Cerpen Kupu-Kupu Banda Mua Karya Elly Delfia
Yori Leo Saputra
1810721003
Universitas Andalas, Padang
Email: yorileosaputra03@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang ditemukan. Permasalahan tersebut ialah terjadi penggunaan campur kode yang terdapat pada percakapan dialog dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia. Peneliti menemukan bahwa terdapat pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa daerah (bahasa Minang dan bahasa Jawa), serta bahasa asing (bahasa Inggris dan bahasa Gaul) yang digunakan dalam dialog. Tujuan penelitian ini dilakukan ialah menjelasakan wujud campur kode dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Defia. Metode atau teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah (1) metode simak, (2) metode baca, (3) metode catat. Hasil penelitian ini bahwa campur kode yang digunakan meliputi dari bahasa Minang, bahasa Gaul, bahasa Inggris, dan bahasa Jawa.
Kata Kunci: Campur Kode
PENDAHULUAN
Dalam karya sastra, bahasa adalah sarana yang berfungsi untuk menuangkan ide atau gagasan. Di samping itu, bahasa juga merupakan salah satu unsur terpenting dalam karya sastra, termasuk cerpen karena tanpa adanya bahasa, maka karya satra tersebut tidak akan tercipta. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Selain itu, Harimurti Kridalaksana (1985: 12) juga mengatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh sekelompok manusia.
Beberapa pendapat ahli mengatakan bahwa bahasa itu ialah bersifat arbitrer. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arbitrer memiliki arti sewenang-wenang. Jadi, dapat dikatakan bahwa bahasa bersifat arbitrer ialah bersifat asal bunyi, atau tidak ada keterkaitan yang logis antara kata yang dipakai sebagai lambang dengan yang dilambangkannya. Perubahan itu bisa terjadi kapan saja. Sehingga, dalam bahasa sering terjadi permasalahan penggunaan bahasa yaitu campur bahasa yang membuat bahasa yang disampaikan menjadi kurang baik. Permasalahan ini dalam kajian sisolinguistik disebut dengan istilah campur kode.
Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam suatu tindakan bahasa. Harimurti Kridalaksana (2001) mengemukakan bahwa campur kode adalah penggunaan satuan bahasa ke dalam bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa, termasuk di dalamnya pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan dan sebagainya. Suandi mengatakan campur kode terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Campur kode pada umumnya terjadi dalam suasana santai atau terjadi karena faktor kebiasaan. Fenomena campur kode sering terjadi disuatu bahasa baik lisan maupun tulisan. Adapun faktor penyebab yang mempengaruhi terjadinya campur kode yaitu latar belakang pada sikap dan latar belakang pada kebahasaan.
Dalam penelitian kali ini, peneliti akan membahas campur kode yang terdapat pada percakapan dialog dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua. Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa daerah (bahasa Minang), serta bahasa asing yang digunakan yaitu bahasa Inggris dan bahasa Gaul. Untuk itu, peneliti sangat tertarik meneliti campur kode yang terdapat dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua yang merupakan karya Elly Delfia karena telihat kekhasan bahasa yang digunakan oleh penulis dalam menulis cerpennya. Kekhasan bahasa yang digunakan oleh penulis ialah ketika penulis menulis menggunakan bahasa Indonesia, di sisi lainnya penulis seringkali menyelipkan perkataan dengan bahasa daerah dan bahasa asing.
Tujuan penelitian ini dilakukan ialah (1) menjelasakan wujud campur kode dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Defia; (2) menjelaskan jenis-jenis campur kode dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia.
Adapun manfaat yang akan didapatkan pada penelitian ini. Pertama, penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk pembaca agar dapat mendapatkan pemahaman dalam bidang linguistik, khusunya mengenai campur kode dalam kajian sosiolinguistik. Kedua, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Ketiga, menambah pengetahuan pembaca kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua mengenai campur kode yang digunakannya.
METODE
Penelitian ini digolongkan ke dalam metode penelitian kualitatif karena ini menganalisis campur kode yang terdapat pada percakapan dialog dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah simak, baca, dan catat. Teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah teknik baca kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua, khusus yang terdapat pada percakapan dialog. Setelah itu, teknik yang digunakan adalah mencatat penggunaan campur kode yang terdapat pada kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia.
PEMBAHASAN
Pada bagian pembahasan ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian mengenai campur kode yang terdapat pada percakapan dialog dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia. Campur kode yang dilakukan tersebut adalah disisipkan ke dalam tuturannya yang berbahasa Indonesia. Kode bahasa tersebut ialah kode bahasa Minang, kode bahasa Inggris, kode bahasa Jawa, dan kode bahasa Gaul. Berikut hasil penelitian dan pembahasan yang telah dianalisis, yaitu:
Campur Kode antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Minang
Beberapa campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Minang yang terdapat pada percakapan dialog dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia. Contoh dapat kita lihat data berikut.
Data (1): Pada halaman 4
“Tidak bermaksud apa-apa Sutan. Hanya ingin memberi tahu bahwa bahwa di atas langit masih ada langit. Tak baik manggadangkan diri terus.” Jawab malin Putih.
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata manggadangkan, yang termasuk bahasa Minang pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Data (2) : Pada halaman 7
“Apa ndak kau jual arik itu, Mangkuto?”Ujar Kidar.
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata ndak, yang termasuk bahasa Minang pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Data (3): Pada halaman 14
“Dasar tak tahu diri! Siapa sebenarnya keluargamu? Kau biarkan anak gadismu menjadi poyok! Orang-orang mengabarkan padaku. Anakmu yang menggoda suamiku!” Teriak tante Ani.
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata poyok, yang termasuk bahasa Minang pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Data (4): Pada halaman 36
“Baju kuruang basiba itulah pakaian yang pantas untuk kau. Selendang tenun itulah kain nan elok penutup rambut kau.”
“Lalu pakian apa yang pantas untuk anak gadih sekarang? Sarawa lepis yang membuat kau terlihat seperti laki-laki!”
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata baju kuruang basibah, gadih, sarawa lepis, yang termasuk bahasa Minang pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Data (5): Pada halaman 93
“Berilah nama sesuai nama urang bagak. Biar dia dapat dijadikan anak pemberani kelak.”, pesan Umbuik Mudo.
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata urang bagak, yang termasuk bahasa Minang pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Data (5): Pada halaman 113
“Tinggam penyakit kiriman. Cilako-nya diwariskan turun- temurun.”, kata Mak Itam.
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata cilako, yang termasuk bahasa Minang pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Data (5): Pada halaman 132
“Iya, aku ingin kau jadi guru, tapi aku juga ingin kau menikah. Aku juga ingin segera punya cucu darimu. Kita ini urang abih. Selain kau, tak ada lagi anak perempuan dalam keluarga ini. Sebentar lagi, aku juga akan mati.”
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata urang abih, yang termasuk bahasa Minang pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Campur Kode antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Gaul
Campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Gaul yang terdapat pada percakapan dialog dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia. Contoh dapat kita lihat data berikut.
Data (1): Pada halam 110
“Ah, tidak usah sok manis. Di sini, bakal sepi. Semua orang sudah mudik. Aku tidak tanggung jawab lho kalau kau kesepian di sini. Kita punya cuti lama. Dua minggu kan luman?”
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata lho, yang termasuk bahasa Gaul pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Campur Kode antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris
Campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang terdapat pada percakapan dialog dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia. Contoh dapat kita lihat data berikut.
Data (1): Pada halaman 111
“Kau harus bisa move on dari Gilang. Tidak kasihan sama diri sendiri.
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata move one, yang termasuk bahasa Inggis pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Data (2): Pada halaman 112
“Kau terlihat lebih melankolis daripadaku kalau topiknya tentang Gilang. Pakai mau menulis diary segala.”
Woow,…smart gir! Luar biasa. Aku suka itu darimu. Kalau siap melawan persepsi demi sesuatu yang lebih penting dan lebih besar menulis diary dan sejarah diri”.
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata diary dan Woow,..smart girl, yang termasuk bahasa Inggis pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Data (3): Pada halaman 115
“Selamat menikmati kesepian di sini. Aku pulang dulu ya. Kalau ada apa-apa, telepon aku. Bye.bye.” Tia berlalu dengan suara datar.
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata bye-bye, yang termasuk bahasa Inggis pada saat berdialog bahasa Indonesia.
Campur Kode antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Jawa
Campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang terdapat pada percakapan dialog dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia. Contoh dapat kita lihat data berikut.
Data (1): Pada halaman 111
“Minimal kau bisa Nyekar ke kuburan ibu kan?”
“Ya, maksudku ziarah. Nyekar itu bahasa jawa ya? Ini kebanyakan gaul sama Gilang. Jadi iku-ikutan jowo aku.” Tia tergelak.
Pencampuran kode pada dialog tersebut tertuju pada kata nyekar dan kata jowo, yang termasuk bahasa Jawa pada saat berdialog bahasa Indonesia.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisi data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia terdapat penggunaan campur kode dalam berbahasa. Campur kode yang terdapat pada percakapan dialog dalam kumpulan cerpen Kupu-Kupu Banda Mua karya Elly Delfia yaitu melibatkan bahasa Minang, bahasa Gaul, bahasa Inggris, dan bahasa Jawa.
DAFTAR PUSTAKA
Desy Pangestining Tyas, Denik Wirawati. 2009. Campur Kode Dalam Kumpulan Cerpen Otok Karya WN Rahman dan Kaitannya dengan Bahan Ajar Teks Cerpen Kelas XI SMA. Jurnal Universitas Ponorogo. Diakses pada 12 Desember 2020.
Yopi Herdiana, Ian Sopian. 2019. Alih Kode dan Campur Kode pada Naskah Drama Kabaya Mencari Cinta Karya Salsabila Piriyanti .Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Volume 2 Nomor 2.
Biodata Penulis
Komentar
Posting Komentar