Sinopsis Novel Marajo Karya Amran S.N.
Penulis menceritakan novel ini tentang kisah panjang dari bumi Minangkabau. Cerita ini berawal dari setelah wafatnya seorang raja Macedonia yang bernama Raja Iskandar Zulkanain di Babylon secara mendadak. Kemudian selir raja, yaitu Putri Kandauxia dan ketiga putranya yang bernama Olif, Dipang, dan Marajo ke luar dari istana karena mereka terancam oleh musuh dari raja yang bernama Khat Monx, Slanx, dan Mongka. Ketiga hubulang ini, ingin menghabiskan seluruh keturunan raja karena balas dendam. Namun, nasib baik berpihak kepada Putri Kandauxia dan ketiga putranya. Mereka berhasil meloloskan diri dari ketiga hubalang itu, karena diselamatkan oleh pengikut setia raja yang bernama Catri dan Tuo Batu, yang merupakan penguasa Padang Bangkai. Kemudian, Catri dan Tuo batu menceritakan kepada selir raja bahwa kerabat-kerabat raja banyak di Agyb. Ia menyuruh Putri Kandauxia dan ketiga putranya berangkat menuju Agyb menggunakan dandang besar. Demi keselamatan putranya, selir raja pun mendengarkan omongan Catri dan Tuo Batu. Ketika mereka sampai berlayar di laut Tarianmedi, mereka di rampok oleh perampok viking yang diketuai oleh Torak. Di sinilah, Dipang dan Marajo berpisah dengan Ibu dan saudaranya Olif. Sampai di mesir, Putri Kandauxia dan putranya Olif dijual oleh Torak kepada saudagar kaya raya. Olif dijual kepada kaisar Romawi dan dijadikan sebagai anak angkatnya, yang kemudian berhasil menjadi kaisar penguasa Romawi. Kemudian si pengarang mengalihkan cerita pada pertualangan Dipang dan Marajo. Mereka merupakan anak yang tangguh. Meski, berkali-kali diuji rintangan yang mengancam keselamatan nyawa mereka. Akan tetapi, nasib baik selalu berpihak kepada mereka. Mereka selalu mendapatkan pertolongan yang tiada hentinya. Bosala adalah seorang biksu dari kuil Mogapal yang telah menyebuhkan penyakit Marajo dari patokkan ular kobra. Mereka berdua kemudian diangkat menjadi murid Bosala. Suatu ketika, mereka melakukan perjalanan untuk mencari bunga kesuma wijaya ke hutan Belantara. Di sana berbagai rintangan nyawa yang dihadapi untuk mendapatkan bunga kesuma wijaya itu. Akhirnya, bunga itu berhasil didapatkan. Namun, di sinilah diceritakan Dipang dilarikan oleh Dewi Permoni dan kemudian dijadikan sebagai raja penguasa Cina, yang bergelar Maharaja. Setelah itu, si pengarang lebih memfokuskan ceritanya kepada Marajo. Bahwasanya Marajo telah memiliki kekuatan dahsyat yang tidak dapat dikalahkan. Ilmu tersebut diperoleh dari Shao Lin. Di sini juga diceritakan bahwa Marajo telah menikah dengan seorang gadis yang bernama Loka Devi, putri dari Rajiv. Namun, suatu ketika takdir berkata lain, pertemuan Marajo dengan Dipang bukan membuncah rindu, tetapi malah menumpahkan darah sebab perbedaan karma yang mereka jalani. Keadaan Marajo pun semangkin sempit, ia memutuskan untuk pindah ke negeri Andalas setelah menyandang gelar Maharaja Diraja di negeri Thay. Kedatangan Maharajo ke negeri Andalas yaitu disambut baik oleh masyarakat, mereka dengan terbuka menyambut kedatangan Marajo. Mereka menjadikan Marajo sebagai penguasa di tanah Minang hingga mereka berkembang dan hidup dengan keempat istri serta anak-anaknya.
Unsur Intrinsik Novel Marajo Karya Amran S.N
1. Tema
Novel Marajo ini bertema tentang persaudara yang menjadi sebuah karma.
2.Alur
a. Pengenalan Situasi
Cerita ini di mulai dengan bergegasnya Putri Kandauxia dan ketiga putranya meninggalkan istana karena keadaan semakin memburuk setelah wafatnya Sang Raja Sultan Iskandar Zulkarnain di Babylon, yang meninggal secara mendadak.
b. Menuju Konflik
Dalam novel Marajo ini, banyak bermunculan konflik-konflik. Namun, konflik pertama muncul yaitu saat para hubalang yaitu Kath Monx, Slanx, dan Mongka hendak membunuh Putri Kandauxia dan ketiga putranya, namun mereka dihalangi oleh Catri dan Batu Tuo.
c. Puncak Konflik
Pertama, Catri dan Tuo Batu serta pasukannya bertarung di Padang Bangkai melawan Siluman Ular yaitu Kath Monx. Kedua temannya, yaitu Slanx, Mongka dan pasukan yang dibawa dari kerajaan bertarung dengan habis-habisan. Kedua, pertarungan Marajo dengan siluman ular, dan kedua temannya di bukit cemara. Ketiga, yaitu pertarungan antara Dipang dan tentaranya menyerang benteng Ming atau benteng Marajo.
d. Penyelesaian Konflik
Ketika Dipang dan tentaranya mendesak benteng Ming, Marajo dan bersama pejuang yang masih tersisa meloloskan diri dan melarikan diri ke pedalaman, serta membiarkan benteng Ming menjadi milik kerajaan Dipang.
3. Latar
a. Latar tempat
Latar novel yang digambarkan dalam cerita ini adalah di kerajaan Macedonia, hutan, gua, Padang Bangkai, di laut Tarianmedi, Agyb atau mesir, Pulau Silia, di Kuil Mogapal, di Bhutan, di Bukit Cemara, di Cina, di Shao Lin, di Lembah, di Negeri Thay, di Pulau Singa, di Negeri Andalas atau Minangkabau.
b. Latar Waktu
Pada Novel Marajo ini tidak dicantumkan kapan tahun terjadinya, tetapi cerita ini hanya menjelaskan latar waktu, yakni pagi, siang, sore, dan malam.
c. Latar Suasana
Latar suasana yang tergambar dalam novel ini beraneka ragam, ada kalanya senang, sedih, khawatir, terkejut, gembira.
Senang: Ketika loka Devi bertemu kembali dengan Marajo di Benteng Ming
Sedih/terkejut: Tuo Batu sedih ketika mendengar Raja Iskandar Mangkat, Zabaca terkejut mendengar bahwa raja telah wafat
Khawatir: Kekhawatiran selir raja nyaris jadi kenyataan, ketiga hubalang sudah di depan mata.
Gembira: Pasukan Ming merayakan pesta kemenangannya.
4. Penokohan (Watak Tokoh)
a. Putri Kandauxia
Tokoh yang penyayang kepada putranya. Buktinya, ia mengusap dan mengecup kening Olif berkali-kali.
b. Marajo
Tokoh yang baik, dan dermawan. Buktinya, dalam mengembara ia disambut baik oleh masyarakat dan mengasih uang logam kepada pelacur.
c. Dipang
Semenjak ia kecil, Dipang adalah tokoh yang baik, tetapi setelah ia menjadi murid Dewi Permoni dan menjadi raja penguasa Cina ia menjadi jahat dan kasar.
d. Olif
Watak adalah tokoh yang patuh dan penurut. Ia mau disuruh oleh torak sebagai pendayung kapal, demi ibunya.
e. Catri
Watak tokoh yang setia pada raja, serta penolong bagi selir raja dan ketiga putranya.
f. Tuo Batu
Tokoh yang baik, dan penolong. Buktinya, ia menbantu untuk menyembunyikan Putri Kandauxia ke dalam gua.
g. Kart Monx dan temannya
Tokoh yang antagonis, karena ia bertekat untuk membunuh Putri Kandauxia dan ketiga putranya.
h. Zabaca
Tokoh yang pemaaf dan baik. Buktinya, ia memaafkan kesalahan prajuritnya dan membuatkan kapal untuk Catri.
i. Torak
Watak tokoh yang antagonis. Buktinya, ia merampok kapal selir raja dan membuang anak selir, yaitu Dipang dan Olif ke laut.
j. Shaghi
Watak tokoh yang protagonis, karena ia telah menyelamatkan nyawa Marajo dari patokan ular cobra.
k. Bosala
Seorang watak tokoh yang gigih. Buktinya, meskipun ribuan predator menyerangnya, namun ia tetap mendapatkan bunga kesuma wijaya.
l. Loka Devi
Watak tokoh yang pemalu. Buktinya, ia merasa malu saat mengantarkan secangkir kopi untuk Marajo.
m. Rajiv
Watak tokoh yang protagonis. Buktinya, ia menyambut baik kedatangan Marajo di Arangka.
n. Dewi Permoni
Watak tokoh yang pengasut. Ia mempengaruhi pikiran Dipang dan membuat Dipang berubah menjadi kasar.
o. Jendral Ming
Watak tokoh yang protagonis. Buktinya, ia tidak lagi berpihak kepada Dipang, dan ia memilih untuk menegakkan kebenaran dan berpihak kepada Marajo.
Tokoh lainnya:
a. Hua kochin
Watak tokoh yang cerdas dan pandai bermain kecapi.
b. Song Ciang
Watak tokoh yang penurut. Buktinya, ia turut dengan perintah Dipang untuk menyerang Yuan.
c. Wang Han
Tokoh yang patuh dan penurut. Buktinya, ia kembali menjadi pempimpin jendral dalam perperangan walaupun sudah pensiun yang disuruh oleh Dipang.
d. Pek Mo Ko
Tokoh yang sombong. Buktinya, ia ketawa terbahak-bahak dan memandang enteng Marajo.
e. Raja Bhumi
Watak tokoh yang ramah. Buktinya, ia sangat senang kehadiran Marajo di Negeri Thay.
f. Raja Singa
Tokoh yang pelit dan sombong. Buktinya, ia tidak mengizinkan untuk mengambil air di wilayah kekuasaannya.
5. Sudut Pandang
Sadut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang pertama pelaku utama, karena si penulis mencerita novel memakai nama tokoh. Tokoh utama dalam novel ini adalah Marajo.
6. Amanat
Amanat yang dapat disampaikan dari novel ini adalah:
a. Sebuah janji harus di tepati
Janji adalah sebuah hutang yang harus di tepati dan dilunasi, menginkar sebuah janji adalah sebuah perbuatan yang di benci Allah SWT. Di dalam novel ini bahwa Torak berjanji kepada Olif bahwa ibunya akan dibebaskan jika ia bisa mendayung kapal sampai ke Mesir. Namun, janji tersebut hanyalah sebuah permainan, Torak mengingkari janjinya itu.
b. Janganlah enggan membantu seseorang dalam kesusahan
Pada saat orang membutukan pertolongan kita jangan pernah anggan untuk menolongnya. Dalam novel ini bahwa diceritakan Marajo tidak ingin bermain cinta dengan pelacur, tetapi ia lebih memilih untuk memberikan beberapa uang logam kepada pelacur itu, gunanya untuk memenuhi kebutuhan pelacur dan anak-anaknya.
c. Janganlah buta karena tahta
Tahta merupakan tujuan yang dicapai seseorang dalam mencapai kekayaan. Dalam novel ini diceritakan bahwa Dipang telah dibutakan matanya karena tahta, yakni menjadi seorang Raja Cina. Ia lebih memilih tahta dari pada Saudaranya Marajo.
d. Janganlah pernah bersikap sombong dengan ilmu yang dimiliki
Sombong merupakan perilaku yang dibenci oleh Allah Swt. Dalam novel ini diceritakan bahwa Pek Mo Ko merasa sombong dengan ilmu yang dimilikinya. Ia ketawa dengan terbahak-bahak dan meremehkan Marajo.[yls]
Komentar
Posting Komentar