Langsung ke konten utama

Mengidentifikasi Bentuk Tunggal, Bentuk Komplek, Bentuk Bebas, Bentuk Terikat, Bentuk Asal, dan Bentuk Dasar




11.Bentuk Tunggal

Satuan gramatik yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi disebut bentuk tunggal (Ramlan, 1978:28). Misalnya, bersepeda ke luar kota terdiri dari satuan-satuan ber-, sepeda, ke, luar, kota. Begitu pula dengan Ia membeli sepeda baru  terdiri satuan-satuan Ia, meN-, beli, sepeda, baru. Jadi, satuan-satuan ber-, sepeda, ke, luar, kota, ia, meN-, beli, sepeda, dan baru, masing-masing merupakan bentuk tunggal.

2. Bentuk Kompleks

Menurut Ramlan (1978:28), bentuk kompleks adalah satuan yang terdiri dari satuan dari satuan-satuan yang lebih kecil lagi. Contohnya: satuan-satuan bersepeda, bersepeda ke luar kota, Ia membeli sepada baru, merupakan bentuk komplek.

3. Bentuk Bebas

Semua satuan gramatik yang dapat berdiri sendiri dalam tuturan yang biasa disebut satuan gramatik bebas atau disingkat dengan satuan bebas (Ramlan, 1978:29). Misalnya, satuan-satuan gunung, tanah, pakaian, bendera, kami, mereka, harimau, dan lain-lainnya, semuanya satuan yang dapat berdiri sendiri dalam tuturan yang biasa.

4. Bentuk Terikat

Bentuk linguistik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, seperti ber-,  disebut bentuk terikat (Ramlan dalam Siregar, 2021: 10). Jika satuan rumah dibandingkan dengan satuan ber-, ternyata bahwa satuan yang terakhir ini tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan yang biasa, melainkan selalu terikat pada satuan lain.

terikat pada jalan menjadi berjalan
terikat pada kata menjadi berkata
terikat pada baju menjadi berbaju
terikat pada rumah menjadi berumah
terikat pada tamasya menjadi bertamasya
terikat pada latih menjadi berlatih

5. Bentuk Asal

Bentuk asal adalah satuan yang paling kecil yang jadi asal sesuatu kata kompleks (Ramlan, 1978:49). Misalnya, kata berpakaian terbentuk dari bentuk asal pakai mendapat bubuhan afiks-an menjadi pakaian, kemudian mendapat bubuhan afiks ber- menjadi berpakaian. Contoh lain, kata berkesudahan. Kata ini terbentuk dari bentuk asal sudah mendapat bubuhan afiks ke--an menjadi kesudahan, kemudian mendapat bubuhan afiks ber- menjadi berkesudahan.

6. Bentuk Dasar

Menurut Ramlan (1978:49), bentuk dasar adalah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. Misalnya, kata berpakaian terbentuk dari bentuk dasar pakaian dengan afiks ber-; selanjutnya, kata pakaian terbentuk dari bentuk dasar pakai dengan afiks -an. Kata berkesudahan terbentuk dari bentuk dasar kesudahan dengan afik ber-, dan selanjutnya kata kesudahan terbentuk dari bentuk dasar sudah dengan afik ke--an.


Daftar Pustaka

Ramlan. 1978. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif.                  Yogyakarta: C.V Karyono.

Siregar, Junifer. 2021. Morfologi. Jawa Tengah: CV.                 Pena Persada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mengubah atau merubah?

Ranah Pesisir, Jurnalismuda — Mengubah atau merubah? Penulisan kedua kata ini sering kali terjadi keliru. Apalagi kamu yang masih baru dalam menulis, pastinya sering kebingungan dalam menggunakan kedua kata ini. Oleh karena itu, dalam artikel ini saya akan ulas mengenai kedua kata. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini! (1)  Budi   mengubah susunan kalimat itu. (2)  Jaka tidak merubah susunan kalimat itu . Contoh kalimat (1) dan kalimat (2) di atas, jelas predikat tersebut memiliki penulisan   kata yang berbeda. Jadi, menurutmu, penulisan yang benar adalah mengubah atau merubah ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), kata ubah dan rubah memiliki makna yang berbeda. Kata ubah merupakan kata kerja yang bermakna ‘tukar atau ganti’, sedangkan kata rubah adalah kata benda yang bermakna ‘binatang jenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging, ikan, dan sebagainya’. Secara morfologis, kata ubah memiliki kemampuan bergabung dengan beberapa afiks b...