Langsung ke konten utama

Dari Haid hingga Melahirkan

Ilustrasi: Yori Leo Saputra

Salah satu kelebihan wanita adalah mengandung dan melahirkan. Ada tiga hal yang tidak bisa dilakukan oleh pria, namun dikhususkan pada wanita. Apa saja itu? Pertama, haid. Setiap pria tidak akan pernah mengalami haid. Selain itu, pria juga tidak akan tahu bagaimana rasa sakit ketika haid, baik pada hari pertama maupun pada hari kedua. Tentunya yang merasakan sakit ini adalah wanita.

Kedua, mengandung. Setelah haid, pria juga tidak bisa mengandung. Rahim menjadi salah satu pembeda antara pria dan wanita. Rahim merupakan organ reproduksi wanita yang memiliki berbagai macam fungsi, salah satunya adalah tempat pembuahan hingga terjadinya proses kehamilan. Secara bahasa, rahim diartikan sebagai ‘kantong selaput dalam perut; tempat janin (bayi); peranakan; kandungan’ (lihat KBBI, 2023). Itu sebabnya, Allah memberikan keistimewaan ini kepada kaum wanita. Pada saat wanita mengandung, pria juga tidak akan tahu bagimana beratnya memikul anak yang berada di dalam perut dan juga tidak akan tahu bagaimana susahnya tidur dalam keadaan hamil. Bila wanita hamil menghadap ke kiri akan terasa pegal dan bila menghadap ke kanan pun terasal pegal.

Ketiga, melahirkan. Perjuangan antara hidup dan mati merupakan tantangan terbesar bagi kaum wanita yang hendak melahirkan dan perjuang ini tidak akan pernah dirasakan oleh kaum pria. 

Dalam buku Psykologyatul Mar’ah disebutkan bahwa dalam psikis wanita ada yang disebut dengan mazukisme. Mazukisme adalah upaya mencapai kenikmatan dengan menyakiti diri. Melahirkan adalah perkara yang sakit, mengandung juga membawa banyak beban, tetapi kenapa kaum wanita masih saja mau? Karena satu hal yang istimewa Allah berikan kepada wanita adalah rahim. Rahim memiliki makna ‘kasih sayang; lemah-lembut kebaikkan di dalamnya.’ Oleh karena itu, seorang wanita mempunyai hati yang lebih lembut daripada pria. Kemudian, hatinya juga lebih lembut dan peka daripada pria. Jika tidak percaya, coba perhatikan wanita yang baru saja melahirkan atau wanita yang memiliki bayi. Anda tentu bisa melihat bagaimana sifat rohim dan sifat kepekaan wanita atas karunia yang telah Allah berikan kepadanya. Inilah sebabnya Allah menjadikan wanita sebagai ibu untuk mendidik anak-anaknya.

Dahulu, sahabat Rasulullah saw., Asma binti Abu Bakar yang merupakan kakak perempuan Aisyah r.a. pernah mendatangi Rasulullah dan bertanya kepada beliau, “Ya Rasulullah, aku ingin sekali ikut jihat, apakah boleh tidak Rasulullah? Karena kami sebagai perempuan iri kepada laki-laki yang punya pahala jihad."

Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah tersenyum melihat kepada para sahabatnya. Kemudian, beliau mengatakan “Wahai Asma binti Abu Bakar, sesungguhnya perempuan juga bisa mendapatkan pahala jihad.”

“Apa jihadnya perempuan itu ya, Rasulullah?” tanya Asma.  

“Jihatnya wanita adalah mengandung dan melahirkan, serta membesarkan anak-anaknya,” Kata Rasulullah.

Itulah sebabnya wanita disebut sebagai the struggle of life atau berjuang demi hidup. Maka ketika saudara mendengar ada wanita yang wafat karena melahirkan, sesungguhnya wanita tersebut merupakan orang yang beruntung, mati dalam keadaan husnul khatimah. Jadi tentu saja, kaum pria tidak akan pernah mendapat dan mengalami perjuangan ini sepanjang hidupnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mengubah atau merubah?

Ranah Pesisir, Jurnalismuda — Mengubah atau merubah? Penulisan kedua kata ini sering kali terjadi keliru. Apalagi kamu yang masih baru dalam menulis, pastinya sering kebingungan dalam menggunakan kedua kata ini. Oleh karena itu, dalam artikel ini saya akan ulas mengenai kedua kata. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini! (1)  Budi   mengubah susunan kalimat itu. (2)  Jaka tidak merubah susunan kalimat itu . Contoh kalimat (1) dan kalimat (2) di atas, jelas predikat tersebut memiliki penulisan   kata yang berbeda. Jadi, menurutmu, penulisan yang benar adalah mengubah atau merubah ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), kata ubah dan rubah memiliki makna yang berbeda. Kata ubah merupakan kata kerja yang bermakna ‘tukar atau ganti’, sedangkan kata rubah adalah kata benda yang bermakna ‘binatang jenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging, ikan, dan sebagainya’. Secara morfologis, kata ubah memiliki kemampuan bergabung dengan beberapa afiks b...