Langsung ke konten utama

Rezeki Berkah

rezeki (ilustrasi: Antonigambar.blogspot.com)

Rezeki itu bukan tentang seberapa banyak jumlahnya, tetapi yang paling penting itu adalah tentang seberapa besar berkahnya. Jadi, yang paling penting itu bukan jumlah, bukan banyak, melainkan berkahnya. Rezeki sudah tertakar tak mungkin tertukar, rezeki sudah tercatat tak mungkin tersesat, dan rezeki sudah terjamin tak mungkin diambil oleh orang lain. Artinya, jangan pernah khawatirkan rezekimu, tetapi khawatirkanlah bagaimana caramu menjemput rezeki itu. Apakah sudah sesuai dengan aturan Allah atau belum? Karena segala sesuatu yang sudah ditakdirkan Allah untukmu tidak akan pernah terlepas darimu—dan segala sesuatu yang tidak ditakdirkan Allah untukmu tidak akan pernah menjadi milikmu. Jadi, yang kita kejar itu bukan sebarapa banyak yang kita dapat, melainkan seberapa berkah dan Allah meridoi dengan apa yang kita dapatkan itu.[YLS].

Komentar

Postingan populer dari blog ini

mengubah atau merubah?

Ranah Pesisir, Jurnalismuda — Mengubah atau merubah? Penulisan kedua kata ini sering kali terjadi keliru. Apalagi kamu yang masih baru dalam menulis, pastinya sering kebingungan dalam menggunakan kedua kata ini. Oleh karena itu, dalam artikel ini saya akan ulas mengenai kedua kata. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini! (1)  Budi   mengubah susunan kalimat itu. (2)  Jaka tidak merubah susunan kalimat itu . Contoh kalimat (1) dan kalimat (2) di atas, jelas predikat tersebut memiliki penulisan   kata yang berbeda. Jadi, menurutmu, penulisan yang benar adalah mengubah atau merubah ? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), kata ubah dan rubah memiliki makna yang berbeda. Kata ubah merupakan kata kerja yang bermakna ‘tukar atau ganti’, sedangkan kata rubah adalah kata benda yang bermakna ‘binatang jenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging, ikan, dan sebagainya’. Secara morfologis, kata ubah memiliki kemampuan bergabung dengan beberapa afiks b...